Senin, 18 Juli 2011

Cecilia dan Malaikat Ariel: Kisah Indah Dialog Surga dan Bumi



Genre: Religion & Spirituality
Author:Jostein Gaarder
Cecilia dan Malaikat Ariel: Kisah Indah Dialog Surga dan Bumi

My rating: 4 of 5 stars


Cecilia, gadis remaja yang sakit parah sejak beberapa bulan lalu harus menikmati masa Natal hanya dari tempat tidur kamarnya. Dia sudah hafal berapa banyak cincin rel gorden kamar, pernah berusaha menghitung jumlah kembang di gorden kamar lalu kemudian menyerah karena terlalu banyak yang tersembunyi di balik lipatan, membaca banyak buku, dan banyak kegiatan pasif lain untuk membunuh waktu. Sebenarnya Cecil bisa turun sebentar dari tempat tidurnya, tapi itu hanya dapat dilakukan kalau ia sedang merasa sedikit segar. Jadi terkadang ia masih bisa melihat pak pos datang mengantarkan surat dengan mengintip melalui kaca jendela di kamar.

Dengan daya imajinasi dan seluruh inderanya, tentu saja kecuali indera pengelihatan, Cecil dapat mengetahui kegiatan dan keriaan Natal di ruang keluarga rumah tersebut. Ia bisa mendengar suara keributan si adik, bisa mencium bau harum kue buatan ibu, dan rasanya seperti tahu kue itu diletakkan dimana melalui daya ingatnya dari pengalaman dan tradisi yang berjalan bertahun-tahun dalam rumah tersebut. Cecil punya sebuah buku cantik, diary dari China, tempat dimana ia bisa menulis semua yang ada di pikirannya.

Tahun ini, walau terkapar sakit, Cecilia memaksa untuk diberi hadiah Natal berupa papan ski baru, toboggan (kereta luncur) dan sepatu ski baru. Hal itu tentu saja membuat orang tuanya bersedih hati karena jelas Cecil tak akan dapat menggunakannya karena sakitnya. Tapi supaya Cecil tak marah, orang tuanya mengalah dan membelikan baginya.

Hingga suatu malam, Cecil terbangun dan melihat malaikat di kamarnya. Berbeda dengan gambaran malaikat pada umumnya yang selama ini melekat pada pikiran kita, Malaikat yang ini tak punya sayap dan tak berambut. Ariel namanya. Ariel adalah malaikat penjaga sekaligus malaikat pengantar Cecil menuju kehidupan berikutnya. Ariel memanfaatkan waktu yang tersisa dari hidup Cecilia dengan mengajukan banyak pertanyaan tentang misteri keberadaan dan fisik manusia seutuhnya. Tampaknya selama ini para malaikat penasaran seperti apa sih mempunyai fisik itu? Hihihi.. ada-ada saja ya..

Ariel tak dapat dilihat oleh keluarga Cecil, dan kehadirannya membuat Cecil senang karena punya teman setia yang siap diajak bercakap-cakap dan berdiskusi tentang kehidupan di dunia dan kehidupan sebagai malaikat. Bahkan melalui bantuan Ariel, Cecil dapat mencoba papan ski dan toboggan barunya di atas bukit, lembah, masuk ke rumah Marianne sahabatnya, dan bermain salju bersama Ariel.

Ok, untuk kalimat terakhirku itu, aku awalnya berpikir Cecil dapat bermain dengan sehat secara fisik selama ada Ariel di sisinya. Tapi setelah kupikirkan ulang, aku jadi yakin bahwa hanya rohnya Cecil saja yang bermain dengan seluruh inderanya, bukan dalam arti fisik yang sesungguhnya, karena Ariel sudah mengajarkan dan meyakinkan hal itu padanya.

Pfff.. banyak kalimat-kalimat indah dan puitis di dalam buku ini. Untaian kalimat yang membuatku senang sekaligus sedih, terhibur sekaligus tergerak untuk berpikir akan kedalaman makna yang terkandung. Hmm... ga biasa belajar puisi, jadi cukup susah bagiku untuk mengungkapkan kembali isi buku ini dalam kata-kata yang lebih sederhana. Itulah yang jadi alasanku, mengapa begitu lama menulis review buku ini. Hihihi... sebulan lebih sedikit loh! Aku memerlukan hingga 3 kali membaca ulang buku ini tanpa hasil yang cukup memuaskanku sendiri. Duh, kecantikan buku ini, juga berat dalam tanda kutip, berhasil membuka 'mataku' yang lain. Bersyukur menjadi manusia, menikmati saat ini dengan seluruh indera yang ada, selalu menyerahkan diri pada-Nya dan memanfaatkan waktu berharga bersama keluarga tercinta.

Sekali lagi, aku angkat topi untuk Jostein Gaarder. :)

5 komentar:

  1. udah cukup lama baca buku yang satu ini. Ya, Gaarder emang spesialis tulisan yang banyak mengajak pembacanya termenung. Mulai dari membaca gadis jeruk, lelaki pendongeng, sampai cecilia *Dunia Sophie belum khatam* semua ngasih makna yang tidak mungkin bisa disepelekan

    BalasHapus
  2. gadis jeruk... belom dapet bukunya
    lelaki pendongeng... sukaaa!!!
    dunia sophie... juga belom tamat.
    lupa mulu sama teori-teori banyak filsuf yang disebutkan itu. hahaha....

    BalasHapus
  3. Saya tergila gila dengan Mistery Soliter dan Vita Brevis ..

    BalasHapus
  4. Wah aku belom baca yg Vita Brevis nih...
    Ada reviewnya ga?
    Biar ada alesan buat beli buku baru lagi. :P

    BalasHapus
  5. blog walking ..
    aku jg sdh baca dan ngasih bintang 5 buat buku ini. Setuju buku ini bisa membuka 'mataku' yang lain ..:D

    BalasHapus