Rabu, 08 Agustus 2012

The Graveyard Book

Penulis: Neil Gaiman
My rating: 5 of 5 stars

Sumpeehhh... baru buka bukunya aja udah disuguhin sama adegan thriller pembunuhan sadis yang dilakukan oleh pria bernama Jack. Si Jack ini membantai keluarga, tapi cuma si baby yang kamarnya di atas itu yang selamat. Entah bagaimana, si baby merasa bosan di tempat tidurnya, memanjat keluar box, merangkak turun tangga, melihat pintu depan rumah terbuka, dan... voila, jalan-jalan deh dia hingga tiba selamat sentosa di sebuah komplek pemakaman tak jauh dari sana. Pasangan hantu, Owens, yang melihatnya terkaget-kaget. Bagaimana bayi umur setahun ini bisa tiba di pemakaman? Tak lama, ada kabut dan cahaya tipis yang menghampiri Owens. Orang tua si bayi. Mereka memohon Keluarga Owens untuk menjaga si bayi dari orang yang membunuh mereka. Maka malam itu juga, si bayi diangkat menjadi anak keluarga Owens.


Jack kelimpungan mencarinya di dalam rumah. Perintah mesti dijalankan dengan sempurna, semua anggota keluarga harusnya ia bunuh malam itu juga. Disusurinya jalanan. Ia curiga anak itu masuk ke daerah pemakaman. Semua pagar sudah terkunci, bagaimana cara anak itu masuk? Penjaga pemakaman pun menyuruhnya pulang, tak ada anak manusia di situ. Jack kesal. Penasaran. Misinya gagal.

Malam itu penghuni pemakaman geger. Para hantu, roh halus, warewolf, ghouls dan sebagainya berkumpul membicarakan peristiwa tersebut. Keluarga Owens bersikeras tetap akan membesarkan si bayi. Menyerah, mereka pun akhirnya rapat hendak memberi nama si bayi. 300 kepala, 300 ide nama. Silas pun memutuskan untuk memberinya nama Nobody Owens, yang dipanggil dengan nama Bod. Silas berjanji akan menjadi penjaganya. Menjaga dari semua manusia terutama Jack si Pembunuh dan terhadap dunia roh yang mungkin akan mencelakai Bod. Bod diberi keistimewaan dari para penghuni makam, yaitu dapat melihat dalam gelap, dapat memasuki kuburan-kuburan dan tempat-tempat yang terlarang dimasuki oleh manusia, serta diajari kosakata bahasa roh halus dan dapat menghilang, tersamar dalam gelap seperti para hantu, dapat memasuki mimpi manusia, dan sebagainya.

Beranjak remaja, Bod mulai ingin tahu kehidupan manusia sesungguhnya. Petualangan demi petualangan dilakukannya. Di umur 4 tahun, ia berteman dengan seorang anak perempuan yang umurnya 5 tahun. Scarlet namanya. Ia dibawa ibunya sesekali waktu ke pemakaman untuk mengenalkan Scarlet pada alam. Bersama Scarlet, Bod menghadapi petualangan mendebarkan di sebuah kuburan. Tak lama setelah itu, Scarlet pindah ke kota lain.

Di bab ke-3, Bod menjelajah dunia roh yang dipenuhi oleh ghouls. Di sini ia dibantu oleh Mrs. Lupescu guru pengganti di saat-saat Silas harus melanglang ke bagian dunia yang lain. Yaakk... di sini saya bingung ngebayanginnya. Fantasi banget deh, mana banyak kosakata yang aku ga ngerti. Hihihi...

Bod pun pernah keluar kompleks pemakaman dalam usahanya mencari uang. Ia hendak membeli batu nisan untuk Lisa, sahabat barunya, yang meninggal dibunuh masyarakat karena dirinya adalah penyihir. Di toko antik ini pula ia menghadapi petualangan yang tak mungkin ia lupakan, karena ternyata pemilik toko menyekapnya agar dapat memiliki cincin permata berkepala 3 ular yang penuh daya sihir. Untung saja ia diselamatkan Lisa dari keculasan pemilik toko.

Bod pernah sekolah di sekolah umum, yang isinya penuh dengan anak-anak seusianya. Di sini, ia harus berusaha menjauh dari anak-anak agar tak seorang pun mengingatnya. Tapi hati nuraninya tak dapat menahan diri saat harus berhadapan dengan Nick & Mo, yang menjadi preman sekolahan. Masalah demi masalah Bod lewati dengan bantuan Lisa dan Silas, hingga ia tunduk pada saran Silas supaya cabut aja dari sekolah.

Lama-kelamaan, jejak Bod tercium oleh Jack, pembunuh keluarganya, yang kembali mencarinya dengan teknik lain. Hiks.. apakah kali ini Bod sudah dapat menjaga keselamatan dirinya sendiri tanpa bantuan Silas? Apa sih yang Jack inginkan dari Bod? Lalu apakah Bod bakalan seumur hidup tinggal di pemakaman? Eh lupa cerita bagian Danse Macabre, dimana para manusia berdansa tengah malam bersama para hantu. Ih seruuu.... Nah mule penasaran kaann... Baca sendiri yaa… :)

Sukaaaa banget sama dongeng-dongeng khas papa Neil Gaiman! Sejak awal pertama aku baca Anansi Boys, jadi langsung jatuh cinta sama kegilaannya menjelajah dunia antah berantah monster, magis, gelap, teror, dll. Begitu dapet pinjeman Coraline & Stardust, langsung babat habis dan beli DVD-nya. Sayang aku belom baca Neverwhere, American Gods & Sandsman. :( Selalu yang ada di kepalaku: "Kok ya kepikiran bikin cerita model gini?". Saluuutt...

Oh ya, sukaaa banget juga sama ilustrasi yang dibuat oleh Dave McKean di novel ini. Maklum, saya ga bisa gambar tapi rada belagu klo urusan seni, jadi begitu liat gambarnya langsung tahu ini coretan spidol keren abis. *pongah* :P


Akhir kata, apakah manusia lebih baik daripada hantu, warewolf, roh, arwah dan sebagainya? Atau lebih jahat? Hehehe... carilah jawabannya di buku ini dan di dunia kita ini. ;)


Makasih buat Jippie & her bf yang udah mau disibukin untuk beli di Filipin, demi mengejar harga yang murah daripada beli di Indo. :D

8 komentar:

  1. aku pun suka buku ini. Nggak cuman cerita, Ilustrasinya pun keren.
    Terharu pas baca bagian terakhir.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini loh, aku sih tunggu2 kabar filmnya. Semogaaaa filmnya bener2 adapt dari bukunya. Semogaaa, gambar di filmnya nanti sebagus ini... Dan semoga2 lainnya... Hihi...

      Hapus
  2. huaaaa... kapan nih buku diterjemahiiin!!

    BalasHapus
  3. hahaha... iyaa... asli rada kagok sama kosakata dunia perhantuan dalam bahasa Inggris.
    Semogaaa... yang ntar nerjemahin pinter-surinter biar ga ngerusak image ni buku & papa Gaiman.

    *banyak semoga bertebaran di komentarku hari ini :P *

    BalasHapus
  4. Walah.. itu kukasih 5 bintang.
    Haha.. lebay yah!
    Harusnya cuma Kitab Suci yg pantes dapet 5 bintang,
    tapi dalam dunia per-fiksi-fantasi-an,
    menurutku ini pantes kukasih bintang 5.

    Asal jgn bintang 7,
    berarti pusing :P

    BalasHapus
  5. Ini buku menang Newbery Award, jadinya aku penasaran bangett... dari reviewnya mba juga bikin pengen segera baca :3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yuk bacaaa...
      Aku pun tambah cinta Papa Gaiman berkat buku inih! Hihihi...

      Hapus