Rabu, 28 November 2012

Test Pack

Test Pack Penulis: Ninit Yunita
My rating: 3 of 5 stars

Tata dan Kakang udah nikah 7 tahun lamanya tapi belum juga dikaruniai keturunan. Berbagai jenis test pack sudah dicoba Tata untuk mengecek kadar hormon HcG dalam urin untuk mendapatkan hasil strip 2 yang artinya hamil. Tata stres tingkat tinggi, cemas karena usianya sudah mulai menginjak 32 tahun, umur-umur genting bagi wanita untuk mengalami kehamilan. Padahal tujuan utama dia nikah sama Kakang kan pengen punya keturunan dari Kakang.

Tapi, Tata belum berani periksa ke dokter kandungan. Takut denger hasil jeleknya! Gimana kalo nanti dia dinyatakan mandul alias infertil? Ga sanggup dengernyaaaa!!!

Dian teman dekat Tata, maksa Tata untuk dateng ke dokter rekomendasinya. Namanya kocak deh! dr.Peni.S dan dr.S.Perma. Ih Ninit sinting! Hahaha... Tata minta ditemenin Kakang untuk ketemu sama dokter Peni aja. Dengan tekat baja sambil terus deg-deg-an, Tata melakukan serangkaian test kesuburan. Eh hasilnya bagus kok! Tata dinyatakan fertil, dia bisa punya anak! Seneeeennng banget sampe-sampe Tata mimpi ada bayi cowok di tempat tidurnya. Pertanda bagus kali yaaa...

Sementara itu, gentian Kakang yang panik. Kalau Tata fertil, berarti dia dong yang infertil? Beraaatt banget untuk menuju lab periksa spermanya. Karena Kakang ga mau Tata tahu hasilnya, maka ia pun berangkat sendiri ke lab. Dua kali test, Kakang resmi dinyatakan infertil. Kakang asli ketakutan. Dia umpetin hasil labnya di antara baju di lemarinya. Dia takut Tata sedih banget dan takut kehilangan cinta Tata, yang bagi Kakang, Tata adalah dunianya.

Sebenarnya, Kakang juga pengen punya anak kok. Tapi kan dia suami yah, ga mungkin nunjukin kecemasannya di depan Tata yang sudah super cemas ingin punya keturunan itu. Most of all, bagi Kakang, dengan atau tanpa kehadiran anak, dunianya pun sudah lengkap dengan keberadaan Tata sebagai istrinya. Itu alasan mengapa dia menikahi Tata dulu.

Ketakutan Kakang terjadi ketika akhirnya Tata menemukan hasil test kesuburan Kakang. Perang dunia ketiga berkecamuk hingga akhirnya Tata sampai pada keputusan untuk meninggalkan Kakang. Kalau selama ini Kakang berusaha mendamaikan pernikahan kliennya, kini malah pernikahannya yang terancam bahaya!

Kebetulan...aku kadang suka dengan 'kebetulan'. Kebetulan tanpa disengaja Tata mengetahui bahwa dirinyalah yang jahat. Kliennya yang ditalak 3 oleh suaminya curhat muncrat ke dia. Klien Kakang cerita betapa Kakang telah menyelamatkan pernikahannya. Mata Tata jadi terbuka. Kenapa dia bisa tega punya pikiran untuk meninggalkan Kakang hanya karena Kakang infertil?

Dan adegan romantis serta happy ending pun menjadi penutup novel ringan ini. Ringan buatku karena TUMBEN banget bisa selesai 2 hari aja. Pantesan aja banyak temen GRI yang bisa baca novel banyak dalam 1 minggu yak! Tergantung tema dan ceritanya ternyata. Hehehe...

Kalimat-kalimat yang Ninit pakai enak dicerna, ngalir banget, bahasa sehari-hari campuran Indonesia Sunda Inggris, dan pesan moralnya penting! Cintai pasangan karena memang kamu mencintainya. Endorsment yang segambreng ada di halaman depan dan belakang malah ga kubaca. Males... aku ga peduli apa kata orang lain terhadap buku ini. Aku mau telan buku ini sesuai pandanganku sendiri.

Jadi kesimpulannya? Baca aja, enak kok buat cemilan. ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar