Rabu, 03 Juli 2013

Lolita

Berbekal review temen-temen Goodreads, aku memutuskan untuk 'harus baca' novel Lolita ini karena termasuk novel abadi dan bertema khusus. Ada cinta, seks, kesenangan, remaja, kehidupan sekolah, keluarga, kesedihan, kesepian, kesakitan dan horor di dalamnya. Namun aku lebih menganggap novel ini sebagai novel psikologi.

Jatuh cinta itu indah. Siapapun yang merasakannya - muda atau tua, pria atau wanita, miskin atau kaya - pasti setuju pada pernyataan itu. Cinta akan jadi ga indah kalau bentuknya ga ideal seperti cinta bertepuk sebelah tangan, cinta antara sesama jenis, dan contoh hubungan lain termasuk cinta tak sehat antara pria paruh baya terhadap anak gadis usia 8-17 tahun. Pedofil. Iya, pedofil itu menyeramkan!

Lahir di Eropa dari keluarga kaya pemilik hotel, harus kehilangan ibu yang dikasihinya, jatuh cinta pada Annabel yang berusia beberapa bulan di bawah usianya sebelum Annabel meninggal karena sakit tifus. Mungkin di titik itulah Humbert Humbert terpasung. Terpasung pada sosok Annabel yang dicintainya, dimana kala itu gairah cinta mereka amat terkekang. Dan Humbert masih berusaha mencari pengganti Annabel pada tubuh-tubuh gadis remaja lainnya. Puluhan tubuh wanita pramuria tak memuaskan hasratnya. Bahkan istri pertama Humbert Humbert yang dinikahi di Amerika pun tak berhasil menyudahi gejolak penyaluran hasrat tersebut.

Profesor Humbert Humbert termasuk dalam jajaran orang terpandang di dalam bidang pendidikan. Banyak tulisannya masuk ke dalam materi kurikulum dan buku-bukunya disukai oleh para kritisi. Setelah keluar dari sanatorium dan dianggap cukup sembuh dari penyakitnya, Humbert Humbert mencari tempat tinggal di Ramsdale, New England, dengan bantuan McCoo, bekas pegawai perusahaan parfum pamannya. Dan di situ pencariannya berakhir, nyaris 25 tahun setelah kehilangan Annabel, Humbert Humbert jatuh hati pada Lolita.

Untuk dapat selalu dekat dengan Lolita, Humbert Humbert nekat mengawini Nyonya Haze ibu dari Lolita yang memang mencintainya dan telah menjanda sekian tahun. Topeng terbuka ketika Nyonya Haze yang iseng menemukan dan membaca isi buku catatan harian Humbert Humbert yang jelas tertulis bahwa Humbert Humbert mencintai Lolita dalam bentuk nafsu seks. Nyonya Haze ketakutan. Namun sayang, takdir memaksanya menemui ajal akibat tertabrak mobil saat ia berusaha mamasukkan surat ke kotak pos untuk menyelamatkan Lolita yang sedang berada di perkemahan musim panas.

Humbert Humbert kini bebas melakukan apa yang sudah dibayangkannya. Menolak bantuan para tetangga, menjemput Lolita, pergi berdua mengembara ke penjuru negeri, menemukan tempat-tempat strategis untuk dapat memuaskan hawa nafsu bejatnya, menghadiahi banyak barang agar mood Lolita tetap terjaga, memberi banyak larangan agar Lolita tetap menjadi miliknya dan berusaha untuk tetap tak menarik perhatian masyarakat sekitar.

Sekian tahun seperti itu, hingga Lolita remaja berani kabur. Humbert Humbert kelimpungan mencari Lolita. Mulai putus asa, Humbert Humbert menikah untuk yang kedua kalinya dengan seorang janda bernama Rita. Di usia ke 17, Lolita mengiriminya surat berisi permintaan bantuan dana untuk kelahirannya dan biaya hidup ia dan suami. Humbert Humbert pun meninggalkan Rita demi melacak alamat Lolita dan berhasil menemukannya. Lolita hidup di daerah terbuang, amat miskin, tapi ia merasa telah menemukan kehidupan yang selama ini ia dambakan dengan memiliki Dick sebagai suaminya sehingga ia tak mau kembali pada Humbert Humbert. Humbert Humbert tak jadi membunuh Dick. Ia berikan uang banyak untuk hidup Lolita. Humbert Humbert tahu siapa kini siapa musuhnya.

Cue, yang penuh dengan 'kebetulan' dapat 'bersinggungan' dalam beberapa tempo hidup Humbert Humbert dan Lolita, resmi jadi musuh HH. Lolita menyukai Cue, curhat ke Cue, dan Cue memegang rahasia hidup Lolita tersebut. Lolita diusir oleh Cue karena Lolita menolak perilaku Cue yang juga menyimpang. Penuh minuman beralkohol, obat-obatan terlarang, dan dibalik banyak skenario drama romatis yang diciptakannya, Cue pun meminta seorang perempuan tua merekam adegan pesta seks mereka dan teman-temannya hanya untuk kesenangan. Humbert Humbert membunuh Cue di rumah mewah yang ditempati Cue, setelah ia yakin bahwa Cue tahu apa alasan ia harus dibunuh. Merebut cinta Lolita dan menghempaskannya begitu saja, adalah kejahatan serius di mata Humbert Humbert. Humbert Humbert pun pasrah dan tak merasa amat bersalah ketika ia ditangkap polisi.

Ceritanya memang berpusat pada seks, tapi kita ga akan menemukan kata-kata vulgar di dalamnya. Bahkan sering banget aku kaget dan berpikir: "Oh, mereka habis making love?" Padahal aku ga melewatkan satu kata pun di dalam paragraf itu loh! Bener-bener halus alur cerita dan permainan kata Vladimir Nabokov ini sehingga bukan 'sex scene'-nya yang perlu kita sorot. Vladimir Nabokov mengajak kita memahami isi pikiran Humbert Humbert yang aneh tapi penuh kasih sayang serta Lolita remaja yang bingung mencari pegangan setelah ditinggalkan Nyonya Haze dan terpaksa hidup menjadi 'budak seks' Humbert Humbert yang kini menjadi ayah tirinya. Ironis banget. Di satu sisi, kasihan sama HH. Tapi di sisi lain kita akan mengutuk HH yang merusak masa depan Lolita. Dan aku yakin, masih banyak pengidap pedofil di luar sana, setiap waktu menghantui anak-anak kita. Duh serem!

Oh ya, menurutku, halaman Pengantar seharusnya bisa dibagi dalam dua bagian. Latar belakang dan tujuan penulisan novel ini boleh ditulis di halaman Pengantar. Namun bagian kehidupan para tokoh setelah peristiwa di dalam cerita ini berakhir sebaiknya ada di halaman akhir, misalnya Epilog. Soalnya aku bingung tuh pas baca pertama-tama, ini apa sih? Siapa itu "Louise", ""Mona Dahl", dll? Apa untungnya aku tahu kalau Nyonya "Richard F. Schiller" meninggal dunia setelah melahirkan? Alhasil, aku baca halaman Pengantar lagi setelah selesai baca buku ini dan baru mengerti maksudnya. :D

Beli buku ini udah lama banget. Sampai rumah langsung disimpen di lemari masih dalam keadaan bersampul plastik tipis. Pas mau baca baru buka plastik pembungkusnya. Kertas nota pun ga ada. Jadi aku ga inget ini kapan & dimana belinya. Hiks.. bukan kebiasaanku banget. Itu pasti simpennya pas lagi slebor atau emang beli ngumpet-ngumpet takut ketahuan suami. Maklum, kalo udah di toko buku dan mata liat ada buku yang ada di daftar belanja, tangan susah banget dikontrol! Hihihi.. :P

Eh jadi, ini kisah nyata ga sih? Kelewat kenyataan satu itu deh! Ada yang tahu? Oya, jual buku secondnya di sini ya: http://dob2ndbooks.wordpress.com/2013/07/10/lolita-vladimir-nabokov/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar