Kamis, 25 April 2013

Perahu Kertas

Pas novel ini baru muncul, baca pendapat temen banyak yang pro dan kontra, aku lebih dengerin yang kontra. Katanya, ceritanya kayak sinetron, kebanyakan faktor 'kebetulan'. Dan karena aku anti sinetron, aku ga tertarik buku ini.

Tapi gara-gara temen ngajakin nonton filmnya dan udah langsung dibawain bukunya untuk aku, baiklah kita baca aja buku ini. Hihihi... Seperti biasa, ada beberapa hal yang beda antara buku dan film. Ga masalah lah, aku jadi tau cerita asli setelah baca buku ini.

Iya, emang terlalu banyak faktor kebetulannya. Dunia sekecil daun kelor. Muter-muternya situ-situ aja. Ternyata si A kenal si D, yang D adalah pacarnya si B, dimana B dan A itu sohib. Dan parahnya lagi, ceritanya happy ending!

Tapi sebelnya, kok aku ikutan ngerasa sedih pas Kugy sedih ya? Ikutan seneng pas Keenan dateng, ikutan shock waktu Remi ngasih cincin, dll? Sampe2 suami nengok berkali2 setiap aku ketawa baca ulah gila KK. Wah alamat bahaya nih... Dee berhasil bikin aku terbawa arus! Mungkinkah aku berada di dalam perahu kertas yang sedang dilarung menuju laut dan akan bertemu Dewa Neptunus? Lalu aku pun menyalahkan filmnya. Gara-gara udah nonton film, jadi baca buku ini lebih mudah, semua peristiwa udah ada gambarannya di kepala, ekspresi para pemain sesuai dengan apa yang Dee tuliskan di novel Perahu Kertas ini.

Yah well... abis nonton film itu, kami bertiga ikut2an menamakan diri kami agen Neptunus. Dari non-aquarius seperti Remy tentunya. Hihihi... Dan baiklah, kapan-kapan ga usah terlalu dengerin kata orang lagi ya, Nic... Baca dulu sendiri, baru kasih pendapat! :P

Tidak ada komentar:

Posting Komentar