Selasa, 12 Agustus 2014

Metropolis

Belinya tahun 2009, tapi baru kepengen bacanya Juni 2014 (tepat 5 tahun kemudian!), dan baru niat bikin reviewnya sekarang setelah selesai baca 2 bulan yang lalu. Wkwkwkw... Maaf ya, Windry Ramadhina yang udah capek-capek nulis buku ini buat gw. #eaaa...siapa gw? :P

Ceritanya tentang kelompok mafia yang mulai terusik ketenangannya karena satu persatu tokoh mereka meninggal. Ada yang meninggal karena kecelakaan, sakit, bahkan dibunuh. Gilli yakin ini bukan kebetulan, tapi ada yang mengincar mereka. Mungkin ada yang mau mengadu domba ke-12 kelompok mafia ini agar bubar dengan sendirinya.



Bram, seorang polisi yang selama ini dekat dengan beberapa tokoh dari kelompok mafia itu, merasa kali ini ia akan mendapatkan 'ikan' yang besar. Beberapa penemuannya selama ini tentang kelompok mafia itu tak semuanya ia laporkan kepada kesatuan tempatnya bekerja, tapi ia jadikan alat barter baginya untuk mendapatkan informasi yang lebih berharga dari kelompok mafia tersebut. Wew...cerdik, tapi pekerjaan yang berbahaya dan ga bisa kubilang "pekerjaan yang lurus" ya... Sembari mendekati seorang tokoh di kelompok mafia, Bram mendapat saingan yang juga tengah mengejar kasus ini. Mia namanya. Wah makin seru deh nih cerita.

Kesimpulanku: dunia kriminal memang berbahaya dan polisi harus amat berhati-hati untuk mengungkap keberadaan para mafia, kalau tidak malah bisa jadi terjerat sendiri ke dalam dunia tersebut. Jujur ya, aku tuh buta dengan dunia perpolisian termasuk pangkat-pangkatnya, kebiasaan dan cara kerja mereka. Walau ada teman yang habis-habisan mengkritik Windry karena menurutnya banyak kesalahan penyebutan dalam pangkat dll, aku ga ngaruh ya wong ga ngerti dan cuma bisa menikmati ceritanya aja. Hihihi...

 Semoga makin banyak penulis Indonesia yang menulis novel pada genre ini yaa....Amin!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar