Minggu, 14 September 2014

The Book Thief

Lupa dapet ebook The Book Thief dari siapa & kapan, tapi aku mulai baca November 2013 dan baru selesai mendekati pertengahan September 2014 ini. Hehehe... Ga tau efek baca ebook atau karena bahasa Inggris? Atau karena ceritanya yang memang panjang dan perlu sedikit kesabaran?

Lebih ke cerita perjalanan kehidupan Liesel sih ya, mulai dari peristiwa adiknya meninggal di kereta, dikuburkan di sebuah kota, kemudian Ibu & Liesel melanjutkan perjalanan sesuai tujuan semula, yaitu menuju kota Molching. Di kota itu, Liesel harus berpisah dengan Ibunya demi keselamatan dirinya. Liesel diberikan pada sebuah keluarga. Papa bekerja sebagai tukang cat, juga kadang bermain akordeon di sebuah kafe-kafe kecil di kota itu. Mama adalah ibu rumah tangga yang tampaknya kasar tapi sebenarnya berhati baik dan amat mencintai keluarganya.



Beberapa bab kemudian bercerita tentang kehidupan Liesel sebagai anak gadis yang sekolah, bermain bola bersama teman-teman cowoknya, mencuri buah sebagai bentuk kesenangan dan keberanian, bermain sepeda, belajar membaca dari Papa, membantu Mama mengambil cucian kotor dan mengantar cucian bersih kepada pelanggan yang hidupnya lebih berkecukupan, hingga tiba masa-masa dimana keluarga ini bersedia membantu Max yang adalah seorang Yahudi untuk bersembunyi di dalam basement rumah mereka yang kecil.

Liesel sangat menyukai Max dan sebaliknya. Liesel sering menceritakan apa yang sedang terjadi di luar basement rumah Himmel Street 33 itu, dan kadang Max dengan caranya sendiri ber'cerita' tentang ketakutannya, niatnya membalas Hitler, perjuangannya, dan impiannya. Mereka berdua amat didekatkan oleh buku-buku. Dimana sebagian buku-buku tersebut adalah buku curian Liesel.Max membuat project pribadi yaitu menggambar kisah dalam sebuah buku, dan Liesel amat menyukai buku bergambar itu.

Saat Max sakit, Liesel duduk berjam-jam dekatnya untuk bercerita dan membacakan buku.Ketika para tentara mencari basement ukuran besar yang dapat digunakan sebagai tempat persembunyian aman para warga jika terjadi perang atau pelepasan bom dari pesawat, Liesel berusaha membuat 'drama' agar Max aman di bawah basement tanpa ketahuan oleh tentara-tentara tersebut.Liesel menjaga Max, Max menjadi teman satu hobi dengan Liesel: buku.

Sementara Rudy, tetangga dan teman akrab Liesel, juga menaruh hati pada Liesel. Tapi tentu saja kita tahu bahwa peperangan Nazi melawan Yahudi ini tak membuat kisah percintaan semudah saat ini. Lagipula toh mereka masih belasan tahun. Ga ada cerita cinta berlebihan pada buku Markus Zusak ini.Yang ada hanyalah cerita bahwa Liesel selalu membacakan buku juga ketika para warga harus berlindung di basement rumah Himmel Street 45, untuk menenangkan mereka dan tak fokus pada ketakutan perang di atas kepala mereka.

Ketika Papa dan Ayah Rudy harus ikut terlibat dalam perang, Rudy dan Liesel pun cukup kehilangan. Wajar  saja, perang + usia belasan + pria senior di rumah tak ada, tentu membuat kedua remaja ini menjadi gamang. Mereka tetap berusaha menjalani hari-hari mereka dengan baik sambil menjaga Mama dan keluarga masing-masing.

Sedih ketika ada kesalahan kecil yang menyebabkan Himmel Street harus kejatuhan bom. Semua hancur, hampir semua meninggal di malam itu. Liesel selamat, karena ia sedang menulis ceritanya di basement.Kehilangan amat sangat melihat Papa Mama pergi untuk selamanya dan Rudy juga meninggal. Liesel diangkat oleh keluarga Mayor, yang selama ini mengijinkan dirinya mencuri buku dari perpustakaan mereka, hingga akhirnya Liesel pindah ke Australia dan memiliki suami & keluarga di sana.

Uniknya, cerita kehidupan Liesel ini dibawakan oleh malaikat kematian. Malaikat yang bertugas membawa jiwa-jiwa yang telah meninggal. Lucu, Malaikat punya diari. :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar